Perlukah Proofreading sebelum penerbitan tulisan?
Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Narasumber : Susanto, S. Pd.
Moderator : Nur Dwi Yanti
Cermati beberapa contoh berikut!
- mengapa harus belajar menulis fiksi?
- Apa saja syarat menulis fiksi
- bagaimana kita menulis fiksi?
Dari tiga contoh di atas kita melihat ada beberapa kesalahan. Kesalahan pertama pada nomor (1) dan (3) penggunaan huruf m pada kata mengapa, seharusnya digunakan huruf kapital. Kesalahan kedua pada contoh nomor (2) yaitu tidak adanya tanda baca pada akhir kalimat.
Nah, biasanya ini kita lakukan pengecekan setelah kita selesai menulis. Kegiatan seperti ini dinamakan proofreading.
Jadi kira-kira, apakah yang dimaksud dengan proofreading tersebut?
Proofreading atau yang sering disebut uji-baca merupakan kegiatan membaca ulang sebuah tulisan dengan tujuan memeriksa kesalahan yang terdapat pada teks yang telah ditulis.
Alasan harus melakukan proofreading pada tulisan sebelum diterbitkan
- Proofreading merupakan tahapan penting dalam kegiatan kepenulisan.
- Mengurangi pengeluaran. Karena untuk menerbitkan sebuah tulisan diperlukan seorang editor. Seorang editor merupakan profesi yang mesti dihargai dengan materi. Jika kita mampu memproofreading tulisan sendiri maka bisa menghemat pengeluaran.
Jadi, dengan melakukan proofreading, kesalahan pada tulisan dan pengeluaran bisa diminimalisir. Kesalahan yang biasa terjadi meliputi, kesalahan ejaan, tanda baca, pilihan kata, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pada pemenggalan kata.
Seorang penulis seharusnya juga seorang proofreading, minimal untuk tulisannya sendiri.
Tugas seorang proofreading
- Membetulkan ejaan dan tanda baca
- Memastikan tulisan yang sedang dibaca dapat dipahami dan diterima pembaca
- Menggali keefektifan kalimat, pola kalimat, dan substansi kepahaman tulisan oleh pembaca.
Cara melakukan proofreading
- Pastikan tulisan sudah jadi atau selesai
- Endapkan tulisan beberapa saat
- Revisi draf awal paragraf (memindahkan, menambahkan, atau menghapus seluruh bagian)
- Revisi penggunaan bahasa, baik dari segi kata, frasa, maupun kalimat.
- Poles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang kelas, dan konsistensi gaya.
- Cek ejaan dengan berpedoman pada PUEBI
- Hindari kesalahan kecil yang tidak perlu, seperti typo.
Demikian penjelasan mengenai proofreading, mari kita jadikan setiap diri kita sebagai penulis dan proofreading, minimal untuk diri sendiri.
Menulislah setiap hari dan lihat apa yang akan terjadi. (Omjay)
Komentar
Posting Komentar