Jujur yang Utama kan, Bun?
Jujur yang Utama
Asha adalah seorang kanak-kanak yang baru duduk di sebuah taman kanak-kanak di dekat rumahnya. Sekolah Asha bernama TK Al Irsyad Parabek. Beberapa bulan dalam bimbingan guru-guru di TK membuat cara berfikir dan emosi Asha berkembang. Ini sangat terlihat dalam keseharian Asha. Pernah suatu ketika ketika Asha melalukan kesalahan, waktu itu dia mematahkan kaki meja strika yang ada di rumah. Karena sadar itu kesalahannya dia langsung mencari solusi bagaimana meja strikaan itu berdiri lagi. Dia cari penyampalnya, kemudian dia usahakan agar berdiri kokoh. Namun yang mananya benda sudah cacat, bagaimanapun usaha yang dilakukan pasti tidak akan kembali seperti sedia kala. Apalagi jika diupayakan oleh seorang kanak-kanak seperti Asha.
Asha mulai panik, bolak-balik keluar masuk kamar dan mencari cara agar tidak diketahui sang bunda. Tapi apa yang terjadi? Bunda memergoki usaha Asha. Asha kaget kemudian langsung mendekati bunda.
"Bun, kata Bu Dewa mengakui kesalahan dan meminta maaf itu baik kan?"
"Benar sekali, nak? Emang Asha sudah melakukan kesalahan apa?" Selidik bunda.
"Hmmm, kata bunda jujur yang lebih penting juga kan?" Elak Asha belum menjawab pertanyaan sang bunda.
"Iya, sayang... " menatap bangga pada Asha. Ternyata gadis kecilnya sudah melalui memahami makna dari apa yang pernah dia dengar.
Wajah Asha kelihatan ketakutan meski sudah berusaha mendamaikan hatinya untuk mengutarakan perbuatannya.
"Bun, tadi dedek (panggilan Asha di rumah) manjat ke meja strika. Lalu kaki mejanya patah, dedek gak sengaja bun, bunda gak marahkan? Kan kata bunda jujur itu paling utama." Jelas Asha pada bunda sembari duduk dipangkuan bunda.
Bunda mana coba yang akan marah jika sang anak telah bertutur jujur dan mengakui kesalahannya.
Duuuh Asha yang lucuuuu... Anak Solehah sini sayang Tante ciuum
BalasHapusMakasih tante...
BalasHapus😍😍😍 pertahankan jujurnya ya anak shalehah bunda nan imut...
BalasHapus