Puisiku



 

Berkasih dengan Aksara

 

Terlalu jauh ku dengan aksara,

Padahal ku tahu,

aksara bisa mencapai asa.

 

Kucoba dekati aksara,

Agar tercipta cumbuan mesra.

 

Aksara akan selalu memberi kehidupan,

Kehidupan yang abadi,

Ya, kehidupan yang abadi.

 

Andai jiwa bercerai dengan raga,

Aksara menepati janji.

Hidup dalam jiwa yang telah mati.

 

Jika ingin hidup takkan mati

Mari, berkasih dengan aksara!

 

Aksara merangkai kata,

memuat sejuta makna.

Aksara merangkai kata,

untuk hidup sepanjang masa.


Malam Bersamamu

 

Malam ini lagi-lagi

Aku bersamamu

Bercerita menjelang tidur


Gelap menghampiri pekatnya malam

Kau ceritakan kisah harimu padamu.

Ku simak baik-baik

Setiap kata mengalir

Dari lisanmu.


Duhai pelitaku, begitu mesra

Alunan kisahmu.

Semangat belajar bersama guru dan

Teman di sekolahmu.


Semoga esok ada lagi

Untaian aksara yang akan

Kau bagi bersamaku.

Tumbuhlah, nak…

Harapan besarku padamu.

Parabek, 2 Juni 2022

 

 

 

 

Kehilangan

Jam dinding berdenting

Berputar tak henti- hentinya.

Putaran semakin kencang

Tak bisa kuhentikan.

 

Kuhampiri ruangan itu

Kelu rasa hatiku

Tak ada lagi yang kucari.

Ruangan itu membisu.

 

Kupastikan lagi nyata ini

Namun tetap ruang itu

Hampa tak berpenghuni

Kemana sosok yang dulu di sini?

 

Bau khas tubuhnya belum hilang

dari penciumanku.

Senyumnya masih terlihat jelas

di netraku.

 

Kini kuharus ikhlaskan

Dia telah pergi.

Ke pembaringan terakhirnya

Sosokmu abadi dalam ingatanku.

Bukittinggi, 4 Juni 2022

 

 



Misdawati, seorang guru di Pondok Pesantren Sumatera Thawalib Parabek. Lahir di Bukittinggi, 28 Juli 1985. Pendidikan terakhir S1 Pendidikan Bahasa Sastra Idonesia dan Daerah, UNP Padang. Dalam dunia kepenulisan baru mampu menulis untuk koran lokal, seperti artikel dan cerpen. Memiliki satu buku antologi Kumpulan Pantun Nasihat 1000 Guru Asean. Ingin menjadi penulis yang bermanfaat bagi orang banyak adalah tujuan utama saya kedepannya.

 

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer